Minggu, 19 Desember 2010

Pilihan Itu Bernama Wiraswasta

Apakah Anda baru saja memulai bisnis baru, sedang berencana mendirikan bisnis baru, atau hanya punya keinginan suatu hari Anda akan berbisnis? Sebagai seorang wiraswasta, tentunya banyak hal dalam benak Anda dan bahkan lebih banyak lagi yang membutuhkan perhatian Anda.
Sebab, akhir-akhir ini banyak pekerja yang di-PHK dan dirumahkan oleh perusahaan, dalam rangka pengurangan besarnya cost yang dipakai untuk membayar gaji para pekerjanya.
Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya ledakan pengangguran, yakni pelonjakan angka pengangguran dalam waktu yang relatif singkat. Sehingga orang-orang yang tetap bertahan dan berfikir kreatif, mereka akan memilih berwiraswasta.
Saya selalu menganjurkan kepada teman-teman untuk menjalankan bisnis sendiri, tapi bukan berarti saya mencap bahwa pilihan ini pasti lebih baik daripada bekerja. Semua punya kelebihan dan kekurangan, serta konsekuensi masing-masing.
Wiraswasta merupakan terobosan guna menanggulangi keterbatasan lapangan pekerjaan dan mengurangi ketergantungan pada pemerintah. Kita harus menciptakan sendiri pekerjaan bagi diri kita sendiri, dan apabila memungkinkan, dapat memberi kesempatan kepada orang lain untuk turut bekerja.
Untuk orang-orang yang memilih bertahan dan menjadikan wiraswasta sebagai pilihan, berikut ini ada beberapa tips yang dapat dijadikan pegangan:
1.    Menghitung dan mengambil risiko
Mari kita pahami bahwa untuk memulai wiraswasta diperlukan kerja keras. Meski tidak ada jaminan bahwa bisnis Anda akan mendatangkan kesuksesan, seorang entrepreneur harus siap berkorban waktu dan tenaganya demi menjalankan pekerjaannya.
2.    Bekerja pintar
Wiraswasta tidak selamanya menjadikan kita berhasil. Ada kalanya kita harus merasa kalah dan bersabar. Namun, jika kita memiliki beberapa cara untuk melakukan sesuatu yang lebih efektif, maka tidak ada salahnya kita menjalankan ide-ide tersebut.
3.    Pikirkan dengan cepat
Dalam menjalankan wiraswasta, kita tidak bisa menunda keputusan besar. Kita harus berfikir lebih cepat daripada mereka yang masih menjadi karyawan. Karena jika kita menunda sebuah keputusan besar, akan ada orang lain yang berfikiran sama dan menjalankannya.
4.    Melakukan sesuatu yang kreatif
Wiraswastawan harus selalu berpikir tentang ide-ide bisnis baru yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha. Dia harus selalu berpikir tentang cara lain untuk meningkatkan kualitas usaha yang sedang ia kerjakan.
5.    Menangani stres
Ini adalah kenyataan bahwa setiap bisnis baru dapat membuat kita stres, terutama orang yang bertanggung jawab atas keberhasilan usaha wiraswasta yang kita lakukan. Ada banyak cara untuk menangani situasi stres. Salah satunya dengan selalu berpikiran positif.
6.    Mengelola atau mengarahkan orang lain
Seorang wiraswastawan harus memiliki kemampuan berhubungan baik dengan masyarakat. Tanpa hubungan baik, dia tidak akan berhasil dalam menjalankan usahanya.
Maka dari itu, bagi Anda yang memiliki kemampuan dan kemauan, apalagi yang memang sedang menganggur, sambil mencoba mencari kesempatan lain, kenapa tidak memulai berwiraswasta?



Sumber : www.AnneAhira.com

Sabtu, 18 Desember 2010

Nikmatilah Perbedaan

Perbedaan adalah anugrah dari
Yang Maha Kuasa!


Lihatlah sekeliling kita, indahnya
warna-warni bunga, warna-warni satwa,
dan segala keragaman lain yang
menghiasi dunia.

Bayangkan kalau kita hanya mengenal
warna hitam saja! Alangkah gelapnya
dunia ini! :-)

Tanpa adanya perbedaan dan warna-warni,
kita tidak akan merasakan hidup
semeriah dan seindah sekarang ini,
betul?! :-)

Begitu pun dengan kehidupan, setiap
insan selalu berhadapan dengan segala
macam perbedaan dan warna-warni
kehidupan.

Tapi sayang, tidak semua orang mampu
melihat perbedaan sebagai kekayaan.
Banyak orang merasa tersiksa karena
perbedaan alias mereka tidak mampu
menikmatinya.

Berbagai bentuk kejahatan dimulai hanya
karena perbedaan. Entah itu perbedaan
warna kulit, agama, suku bangsa,
prinsip, atau sekadar pendapat.

Sebenarnya, perbedaan bukanlah sesuatu
yang bisa dihindari. Setiap orang lahir
dengan perbedaan dan keunikannya
masing-masing. Mulai dari perbedaan
fisik, pola pikir, kesenangan, dan
lain-lain.

Tidaklah mungkin segala sesuatu hal sama.
Bahkan kesamaan pun sebenarnya tidak
selalu menguntungkan.

Coba bayangkan, seandainya semua orang
memiliki kemampuan memimpin, lantas
siapa yang mau dipimpin? Kalau semua
orang menjadi orang tua, siapa yang mau
jadi anak? Siapa juga yang akan
menerima sedekah, jika semua orang
ditakdirkan kaya?

Perbedaan ada bukan untuk dijadikan
alat perpecahan. Banyak hal positif
yang bisa kita peroleh dengan perbedaan.
Namun, tentu saja semua itu harus
bersyarat. Nah, syarat apa saja yang
harus dipenuhi?

Berikut di antaranya...
1. Cara pandang kita terhadap perbedaan.

    Berpikirlah positif dengan mensyukuri
    adanya perbedaan. Anggaplah perbedaan
    sebagai kekayaan. Cara pandang yang
    benar akan melahirkan sikap yang tepat.

    Ada baiknya kita mencari persamaan
    terlebih dahulu, sebelum mencari
    perbedaan.

2. Kelola perbedaan sebaik mungkin.

    Musyawarah untuk mencapai kesepakatan
    adalah jalan yang tepat untuk mengelola
    perbedaan.

    Berlatihlah utk menghargai, menerima,
    menjalankan dan bertanggungjawab
    terhadap keputusan bersama, meski
    berlawanan dengan ide awal kita.

3. Selalu posisikan segala sesuatu
    pada tempatnya.

    Saat bekerja sama dengan orang lain,
    salurkan potensi, karakter, minat yang
    berbeda-beda pada posisi 'yang tepat'.

    Cara ini akan mendorong tercapainya
    tujuan bersama dan mendukung
    pengembangan potensi masing-masing
    individu.

4. Jangan pernah meremehkan orang lain.

    Apapun dan bagaimana pun kondisi atau
    pendapat orang lain, perlakukan mereka
    selayaknya diri kita ingin diperlakukan.

    Anggaplah semua orang penting. Mereka
    memiliki peran tersendiri, yg bisa jadi
    tdk bisa digantikan oleh orang lain.

5. Jangan menonjolkan diri atau sombong.

    Merasa diri paling penting dan lebih
    baik daripada orang lain *tidak akan*
    menambah nilai lebih bagi kita. Toh
    kita tidak bisa hidup tanpa orang lain.

    Jadilah beton dalam bangunan. Meski
    tidak nampak, namun sesungguhnya ialah
    yang menjadi penyangga kokohnya sebuah
    bangunan. :-)

6. Cari sumber informasi yang terjamin
    kebenarannya.


    Perbedaan bisa muncul karena informasi
    yang salah. Oleh sebab itu, pastikan
    sumber informasi kita bisa terjamin dan
    dapat dipercaya kebenarannya. Lebih
    bagus lagi jika disertai bukti yang
    mendukung.

7. Koreksi diri sendiri sebelum
    menyalahkan orang lain.


    Menyalahkan orang lain terus menerus
    tidak akan banyak membantu kita. Bisa
    jadi kesalahan sebenarnya terletak pada
    diri kita. Karenanya, koreksi diri
    sendiri terlebih dahulu merupakan
    langkah yang paling bijaksana.